Text
DAN BURUNG-BURUNG PUN PULANG KE SARANGNYA
bencana gempa yang memorak porandakan yogyakarta pada tahun 2006 menyimpan banyak kish dan kepiluan. roman sederhana ini hanya sedikit tamsil dari ribuan kisah yang luluh lantak. dimana cinta menjelma sesuatu yang sangat sulit untuk dieja kecuali oleh hati yang penuh ketulusan. bagi milati cinta tak ubahnya garis waktu yang dimulai selepas subuh. kehidupan menggeliat, kisah-kisah berakrobat dan kemudian berangkat menjadi kenangan. sepanjang siang ia telah hidup dengan dirinya dan ujar hatinya. sepanjang perjalanan menuju senja ia telah bertemubdengan banyak orang yang sebagian menjuh dan sebagian lagi mendekat dan melekat dikedlaman hatinya. ibarat garis waktu yang butuh banyak pengorbanan untuk menapikinya, seperti misas seperti hurin seperti cintanya. bagi misas cinta adalah sungai tanpa jembatan meski ia jernih dan tampak bersahabat dengan para dahaga untuk melewatinya tidaklah mudah. sungai itu tidak sejernih dan sekarib kelihatannya ia begitu dalam dan penuh misteri. jika ia terlampau gegabah mendekatinya ia akan tenggelam dan berakhir dalam kebeningan dan kedinginan. ibarat sungai yang butuh jembatan untuk menyebranginya terkadang beberapa orang begitu rela mengorbankan dirinya, seperti milati seperti hurin seperti cintanya.. setelah guncangan guncangan dahsyat itu garis waktu telah sampai pada senja sealir sungai telah kering tiada tersisa dan seruas jalan telah temu titik ujungnya dan disinilah saatnya kisah-kisah itu berakhir seperti burung burung yang terbang beriringgan diwaktu senja pulang kesarang sarangnya
Tidak tersedia versi lain